#04Safar1445H #MariKetahui
Tahukah Kamu Siapa Sultan yang Telah Menyumbangkan Hartanya untuk Republik Indonesia?
Sahabat HOTS Fillah, 78 tahun Indonesia telah merdeka. Sorak gegap gempita seluruh rakyat merayakan hari Kemerdekaan. Bersuka cita dengan berbagai cara dilakukan. Namun sudah sejauh mana kita telah mengetahui sejarah Kemerdekaan Indonesia? Para Pejuang dan Pendukung yang turut andil dalam memerdekakan Indonesia.
Nah, pekan ini Mimin mau ajak kamu semua mengenal tentang sosok yang telah mendukung perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia hingga akhirnya ia pun menyerahkan harta yang kalau dirupiahkan sekarang hampir Rp 1.047 Triliun dan menyatakan diri bahwa wilayah kerajaannya bergabung menjadi satu kesatuan dalam negara Indonesia. MasyaAllah keren ya.
Siapakah dia? #Mariketahui di bawah ini!
Sahabat HOTS, siapa yang di sini ada dari dareah Provinsi Riau atau Kepulauan Riau? Atau mungkin ada yang sudah pernah ke sana? Nah jika kamu berkunjung ke Provinsi Riau, datangilah sebuah Istana yang bernama Istana Siak Indrapura. Karena menyimpan sejarah yang melekat dengan kemerdekaan Indonesia.
Sultan Siak Indrapura adalah seorang Sultan yang menyumbangkan hartanya untuk Republik Indonesia. Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin atau Sultan Syarif Kasim II, lahir di Siak Sri Indrapura, Riau, pada 01 Desember 1893 dan wafat di Rumbai, Pekanbaru, Riau, pada 23 April 1968 di umur 74 tahun. Ia merupakan Sultan ke-12 Kesultanan Siak Sri Indrapura yang mendapat gelar atau penghargaan sebagai Pahlawan Nasional (Keppres No. 109/TK/1998, tanggal 6 November 1998).
Ayahnya adalah sultan ke-11 yang bergelar Sultan Asysyaidis Syarif Hasyim Abdul Djalil Syaifuddin yang memerintah selama 19 tahun yaitu dari tahun 1889 sampai tahun 1908. Sedangkan Ibunya bernama Tengku Yuk, permaisuri kerajaan Siak.
Dari literatur yang Mimin baca, masa pendidikan Sultan Syarif Kasim II ia melanjutakan pendidikan di Batavia (Jakarta) tentang hukum Islam dan berguru kepada Sayeed Husein Al Habsyi yang merupakan ulama besar dan tokoh pergerakkan nasional (pada tahun 1908 yang perkembangan pergerakkan tersebut mulai berkembang di Batavia). Kemudian ia juga menuntut ilmu tentang hukum dan ketatanegaraan kepada Prof. Snouck Hurgrounye dari Institute Back en Volten.
Ia dinobatkan sebagai Sultan pada umur 21 tahun menggantikan ayahnya. Sultan Syarif Kasim II merupakan seorang pendukung perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, serta mendorong raja-raja di Sumatera Timur kala itu untuk mendukung dan mengintegrasikan diri dengan Republik Indonesia.
Dalam menentang penjajahan Hindia Belanda, Sultan Syarif Kasim II memandang bahwa kekuatan fisik harus bisa diimbangi dengan kekuatan pembinaan mental dan pendidikan rakyat. Pada tahun 1917, dengan harta yang dimilikinya ia mendirikan Sekolah Agama Islam yang diberi nama Madrasah Taufiqiyah Al Hasyimiah, sekolah dasar pertama di Riau. Kemudian pada tahun 1926 Sultan dan Permaisuri (Istrinya) Tengku Agung Syarifah Latifah mendirikan sekolah untuk kaum perempuan yang diberi nama Sultanah Latifah School.
Sahabat HOTS, berita kekalahan Jepang yang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu 15 Agustus 1955 serta proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diucapkan oleh Dwi Tunggal Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 tersebar ke daerah Kesultanan Siak pada akhir Agustus 1955.
Begitu Sultan Syarif Kasim II mendengar berita tersebut, semangat nasionalnya memuncak dan ia mengibarkan bendera merah putih di Istana Siak. Lalu ia pun bersiap-siap untuk berangkat ke Jawa.
Setelah mendengar Proklamasi Kemerdekaan yang diucapkan oleh Dwi Tunggal Soekarno- Hatta pada 17 Agustus1945, semangat nasionalisnya memuncak. Ia pun mengibarkan bendera merah putih di Istana Siak.
Tak lama kemudian, pada tahun 1946 ia pun bersiap-siap dan bergegas pergi ke tanah Jawa untuk menemui Bung Karno. Sesampainya di sana, ia pun menyatakan diri bahwa Kesultanan Siak Sri Indrapura merupakan bagian dari wilayah Republik Indonesia dan memberikan dukungan penuh hingga memberikan hartanya.
Komitmennya dalam mendukung perjuangan Republik Indonesia, Sultan Syarif Kasim II bersama Sultan Serdang berusaha membujuk para raja-ra di wilayah Sumatera Timur kala itu untuk turut serta memihak dan mengintegrasikan diri dengan Indoensia.
Pada tangg 23 April 1968, di usia 74 tahun Sultan Syarif Kasim II meninggal dunia dan dimakamkan di dekat lokasi Kerajaan Siak.
Dari literatur yang ada, bahwa di awal pemerimtahan Republik Indonesia, Kabupaten Siak merupakan wilayah Kawedanan Siak di bawah Kabupaten Bangkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Siak. Pada tahun 1999 barulah berubah menjadi Kabupaten Siak dengan ibu kotanya Siak Sri Indrapura berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999.
Sahabat HOTS, dedikasi dan kontribusi yang diberikan oleh Sultan Syarif Kasim II begitu besar dalam mendukung perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, hingga namanya digunakan sebagai nama bandar udara internasional di Kota Pekanbaru, Riau.
Tahukah kamu, saat ini Istana Kerjaan Siak Sri Indrapura masih berdiri kokoh lho! Dan digunakan sebagai tempat objek wisata bagi para pelancong yang ingin mengetahui dan melihat langsung sejarah Kerjaan Kesultanan Siak Sri Indrapura.
Kemudian jika Sahabat ingin mengunjungi makam Sultan Syarif Kasim II, lokasinya ada di tengah Kota Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Tepatnya makam tersebut berada disamping masjid Sultan yaitu Masjid Syahabuddin. Semoga kelak kita bisa berkunjung ke sana ya.
Pada tangg 6 November 1998, melalui Kepres Nomor 109/TK/1998, pemerintah memberikan gelar kehormatan kepahlawan kepads Sultan Syarif Kasim II (Sultam Siak XII) dengan gelar Pahlawan Nasional Republik Indonesia disertai anugerah tanda jasa Bintang Mahaputra Adipradana.
#MetodeKauny #HafizhOnTheStreet #HOTSerDaerah #PejuangAlquran #HijrahItuMudah
FB http://Facebook.com/hafizhonthestreet
IG http://Instagram.com/hotsofficial_kauny
YT https://bit.ly/Youtube_HOTSOfficial
Web www.hafizhonthestreet.com
0821 5117 5117