Tahukah Kamu Siapa Saja Ulama yang Ikut Berjuang dalam Kemerdekaan Republik Indonesia?

#27Muharram1445H #MariKetahui

Tahukah Kamu Siapa Saja Ulama yang Ikut Berjuang dalam Kemerdekaan Republik Indonesia?

Sahabat HOTS Fillah,
Presiden Soekarno pernah berpesan, “Jasmerah. Jangan sekali-kali melupakan sejarah”. Karena Indonesia menjadi besar adalah hasil jerih payah perjuangan para pahlawan. Di antara banyak pahlawan yang dilahirkan Bangsa Indonesia, ternyata ada peran ulama yang ikut turut berjuang dan mengambil peran penting dalam kemerdekaan Indonesia. Tak sedikit jumlah pejuang kemerdekaan yang berstatus sebagai ulama penyebar dakwah Islam, namun juga berstatus sebagai tokoh Pahlawan Nasional.

Sayangnya, peran besar para ulama ini banyak yang tak terekspos secara luas sehingga nama mereka tak begitu bergaung bagi generasi muda bangsa. Sejarah tak pernah mencatat perjuangan mereka kecuali sebatas merebut kemerdekaan Indonesia. Nah, kali ini Mimin akan membahas ulama-ulama yang telah berjasa besar bagi pembangunan bangsa. Siapa saja mereka? Yuk disimak!

Tak banyak masyarakat tahu karena pelajaran sejarah di sekolah tak menyebut mereka sebagai seorang da’i. Padahal sebagian besar pahlawan merupakan para santri bahkan kyai. Nama mereka mungkin sangat lekat dengan gelar pahlawan, jauh dari status sebagai ulama atau pun tokoh agama.

  1. H.O.S. Cokroaminoto
    Hadji Oemar Said Tjokroaminoto atau yang dikenal sebagai H.O.S. Cokroaminoto dikenal sebagai guru para bapak bangsa. Tercatat nama Soekarno, Muso, Alimin, Semaoen, Tan Malaka, dan Kartosuwiryo pernah berguru kepadanya. Mereka bisa dibilang adalah karya besar dari H.O.S. Cokroaminoto.

Ia juga dikenal dengan kiprahnya sebagai ketua pertama Sarekat islam (SI). Saat itu SI berkembang pesat karena terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim tanpa membedakan strata. Banyak pedagang muslim dan pejuang Indonesia yang tergabung di dalamnya. Hasilnya Belanda sempat naik pitam akibat berdirinya organisasi ini. Oleh Belanda, H.O.S. Cokroaminoto diberi gelar “Raja tanpa Mahkota”.

  1. K.H. Ahmad Dahlan
    K.H. Ahmad Dahlan merupakan seorang ulama yang berasal dari Yogyakarta. Beliau dulunya belajar agama di Mekkah dan selepas kembali ke tanah air Beliau banyak membawa pembaharuan. Misalnya, mengubah lembaga pendidikan pesantren menjadi sistem sekolah, memasukkan pelajaran umum ke dalam sekolah agama atau madrasah, dan juga melakukan perubahan dalam metode mengajar yang bervariasi.

Selain itu, Beliau juga dikenal sebagai pendiri organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah kemudian tumbuh besar baik dalam bentuk aset kader dan simpatisan, maupun aset materi berupa rumah sakit, perguruan tinggi, sekolah, dan berbagai perkantoran. K.H. Ahmad Dahlan pernah berpesan, setiap manusia yang hidup bukan saja bertanggung jawab kepada Tuhannya, melainkan juga bertanggung jawab terhadap sesama.

  1. K.H. Hasyim Asy’ari
    K.H. Hasyim Asy’ari sangat dikenal masyarakat Indonesia lewat organisasi Nahdlatul Ulama yang Beliau dirikan. Bagi K.H. Hasyim Asy’ari, Nahdlatul Ulama adalah organisasi untuk menyatukan kekuatan Islam dengan para ulama dalam menjalankan peran yang tidak hanya berkutat pada bidang pendiikan santri dan ritual agama, namun juga pada masalah sosial, ekonomi, dan persoalan kemasyarakatan. Puncaknya terjadi saat Beliau mengeluarkan Resolusi Jihad untuk membakar semangat jihad para ulama dan santri dalam perang 10 November di Surabaya.
  2. Buya Hamka
    Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih dikenal dengan panggilan Hamka adalah seorang ulama, sastrawan, sejarawan, dan politikus yang berasal dari Maninjau, Sumatra Barat. Semasa hidupnya, Buya Hamka banyak melakukan kegiatan di Muhammadiyah, Sarekat Islam, Partai Masyumi, dan MUI. Puncaknya saat Beliau menjadi ketua MUI pertama ketika organisasi tersebut didirikan tahun 1975.
  3. M. Natsir
    M. Natsir adalah seorang ulama dan politikus yang berasal dari Solok, Sumatera Barat. Kiprah Beliau banyak diingat ketika Beliau bergelut di konstituante dan menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia. Sumbangsih M. Natsir yang masih dikenang hingga sekarang adalah Mosi Integralnya yang dikeluarkan pada tahun 1949.

Saat itu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mengalami perpecahan akibat berubah menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS). Wilayah Indonesia terpecah-pecah menjadi beberapa negara bagian dan justru memperburuk keadaan. Akhirnya mimbar konstituante memberikan ruang bagi M. Natsir untuk mengeluarkan Mosi Integralnya dalam upaya mengembalikan NKRI seutuhnya. Untuk perbaikan keadaan, Moh. Hatta mengamini Mosi Integral sebagai panduan untuk mempersatukan kembali NKRI.

  1. K.H. Wachid Hasyim
    K.H. Wachid Hasyim merupakan menteri agama RI pertama pasca Indonesia merdeka. Selama menjabat, Beliau banyak memberikan sumbangsih terutama terhadap perkembangan Pelajaran Agama Islam di lingkungan sekolah. Beliau adalah peletak dasar pertama yang menginstruksikan pemberian pelajaran umum di madrasah dan pemberian pelajaran agama di sekolah umum maupun swasta.
  2. Imam Bonjol
    Tuanku Imam Bonjol yang memiliki nama asli Muhammad Shahab merupakan seorang ulama Minangkabau kelahiran Bonjol, Sumatera Barat. Bersorban dan berjenggot lebat cukup menggambarkan pemimpin Perang Paderi ini sebagai seorang muslim. Gelarnya sebagai imam pun tak dapat dipungkiri bahwa beliau merupakan seorang ulama besar. Siapa sangka sang ulama justru mengambil peran besar di kancah peperangan melawan penjajah di perang paderi yang sangat bersejarah itu.
  3. Fatahillah
    Sang pencetus “Jayakarta” yang kini menjadi ibu kota ini terkenal dalam perangnya melawan Portugis di Sunda Kelapa. Sang Pahlawan Nasional juga dikabarkan merupakan ahli agama dan juru dakwah di Kerajaan Demak.
  4. Bung Tomo
    Sang pemimpin pertempuran Surabaya 10 November 1945 tersebut merupakan tokoh muslimin yang mengartikan setiap usahanya adalah jihad. Takbir selalu diserukan setiapkali memerangi penjajah yang kafir. Peperangan jihadnya pun hingga kini dikenang dengan diperingati sebagai hari Pahlawan Nasional.
  5. Pangeran Dipenogoro
    Sang panglima perang Diponegoro yang ternama ini merupakan seorang kyai ternama di daerah tempat tinggalnya, Tegalrejo. Bagi Pangeran Diponegoro, perang melawan penjajah Belanda merupakan sebuah jihad. Pahlawan nasional yang memiliki nama asli Bendara Raden Mas Antarwirya tersebut pernah menyatakan bahwa perlawanannya terhadap penjajah adalah perang sabil, yakni perlawanan menghadapi kaum kafir. Hingga kemudian berdampak pada berkobarnya semangat jihad sampai ke wilayah Pacitan dan Kedu.

Sahabat HOTS, selain tokoh-tokoh ulama di atas, ada KH Zainul Arifin, KH Zainal Musthafa, KH Idham Chalid, KH Abdul Wahab Chasbullah, KH As’ad Syamsul Arifin, KH Syam’un, KH Masykur yang ikut berjuang dalam kemerdekaan Indonesiadan serta masih banyak lagi ulama-ulama lain dari seluruh Indonesia.

Semoga penjelasan di atas menambah wawasan pengetahuan kita tentang sejarah Kemerdekaan Indonesia.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-78

#MetodeKauny #HafizhOnTheStreet #HOTSerDaerah #PejuangAlquran #HijrahItuMudah

FB | http://Facebook.com/hafizhonthestreet
IG | http://Instagram.com/hotsofficial_kauny
YT | https://bit.ly/Youtube_HOTSOfficial
Web | www.hafizhonthestreet.com
0821 5117 5117

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top