Inilah Kisah di Balik Sabda Nabi tentang “Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang yang Dicintai”

#9thMengabdiuntukNegeri 20Safar1445H SelangkahMengenalSunah

Inilah Kisah di Balik Sabda Nabi tentang “Seseorang Akan Dikumpulkan Bersama Orang yang Dicintai”

Sahabat HOTS, di antara kita pasti sudah tida asing ketika para penceramah mengatakan, seseorang itu beserta orang yang dicintai. Betul?

Islam mengarahkan kepada umatnya agar selalu mencintai sesuatu itu karena Allah dan membenci pun karena Allah. Kenapa? Semua ini bertujuan agar mendapat ridha dan cinta Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Pernah dengar sebuah kisah tentang seorang lelaka datang dan yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kapan terjadi hari kiamat?

Apa jabawan Rasulullah?

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari no. 6171 dan Muslim no. 2639)

Dalam riwayat lain, Anas mengatakan, “Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”Anas pun mengatakan, “Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.” (HR. Bukhari no. 3688)

Dalam riwayat Tirmidzi disebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ وَأَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“Seseorang akan bersama dengan orang yang ia cintai. Dan engkau akan bersama orang yang engkau cintai.” (HR. Tirmidzi no. 2385. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Ibnu Hajar berkata, “Maksud ‘sesungguhnya engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai’ adalah engkau akan didekatkan dengan mereka, begitu pula hal ini termasuk dalam golongan yang ia cintai. Bagaimana jika kedudukan di surga di antara mereka bertingkat-tingkat derajat? Apakah masih tetap dikatakan bersama? Jawabnya, tetap masih disebut bersama. Selama masih ada kesamaan, seperti sama-sama masuk surga, maka itu pun disebut bersama. Jadi tidak mesti bersama dalam segala sisi. Jika semuanya tadi masuk surga, itu sudah disebut bersama walau berbeda-beda derajat.” (Fathul Bari, 10: 555)

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumiddin, hlm. 2/160, menyatakan:
قالالحسن : ياابنآدم ! لايغرنكقولمنيقول : ( المرءمعمنأحب ) فإنكلنتلحقالأبرارإلابأعمالهم،فإناليهودوالنصارىيحبونأنبياءهموليسوامعهم، ”

Al-Hasan berkata: Wahai manusia, janganlahterpedaya dengan ucapan: “Seseorang bersama orang yang dia cintai” karena engkau tidak akan bertemu dengan orang-orang baik kecuali dengan amal perbuatan. Karena orang Yahudi dan Nasrani mencintai para Nabi mereka tetapi mereka tidak bersama para Nabinya. Maka bekerjalah sebagaimana orang yang kalian cinta itu bekerja”

Orang -orang Yahudi dan Nasrani, mengatakan cinta kepada Nabi Isa, cinta Nabi Musa, cinta Nabi Daud, pun mereka cinta Nabi Nuh. Tapi cinta hanya dibibir saja. Mereka tidak beriman sesuai iman Nabi-nabi mereka. Mereka pun tidak mengerjakan apa yang dikerjakan Nabi-nabi mereka. Malah mereka menyimpang aturan dan syariat Nabi-nabi mereka.

Adapun bukti cinta orang yang mengaku telah mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah tunduk patuh pada apa yang dibawa oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berupa syariat Islam kaaffah tanpa pilih dan pilah.

Ibnul Qayyim mengatakan, ” bahwa adab tertinggi terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, adalah secara penuh menerima, tunduk patuh kepada perintahnya dan menerima beritanya, membenarkan tanpa ada penentangan dengan khayalan batil yang dinamakan ma’qul (masuk akal), syubhat, keraguan-raguan, atau mendahulukan pendapat para intelektual dan pemikiran mereka. Wajib berhukum dan menerima, tunduk dan taat, hanya kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. ”

Hadits di atas ”المرأمعمنأحب” (seseorang itu akan bersama siapa yang ia cintai) secara implisit mengandung unsur motifasi untuk mencintai dan mengidolakan orang saleh, juga peringatan untuk tidak mencintai dan tidak mengidolakan orang durhaka. Di dalamnya terdapat janji sekaligus ancaman. Dan baginya akibat dari yang telah diperbuat.

Semoga kelak kita berkumpul bersama orang dicintai, Rasulullah, para Sahabaat, keluarga sanak saudara serta kerabat. Aamiin

Sumber:
https://www.hadits.id/hadits/tirmidzi/2307
https://www.gurusiana.id/read/yelviaseptimayenti/article/hati-hati-seorang-bersama-dengan-orang-yang-dicintainya-3316050
https://rumaysho.com/2114-cenderung-cinta-padanya.html
https://suaramubalighah.com/2020/11/06/seseorang-itu-beserta-orang-yang-dicintai/
https://www.gurusiana.id/read/kingofdinar/article/seseorang-akan-dikumpulkan-bersama-orang-yang-di-cintai-pada-hari-kiamat-813177/?bima_access=0
https://khazanah.republika.co.id/berita/pvhkwr458/rasulullah-engkau-akan-bersama-yang-kau-cintai
https://www.masjid-darussalam.com/artikel/bersama-orang-yang-dicintai

#MetodeKauny #HafizhOnTheStreet #HOTSerDaerah #PejuangAlquran #HijrahItuMudah

FB | http://Facebook.com/hafizhonthestreet
IG | http://Instagram.com/hotsofficial_kauny
YT | https://bit.ly/Youtube_HOTSOfficial
Web | www.hafizhonthestreet.com
0821 5117 5117

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top