Ya Allah, Semoga Tak Ada Riya Dihatiku

#RamadhanBangkit #01Rajab1443H #CatatanKeluarga

Sahabat HOTS Fillah,
Pernahkah kita berada disituasi melakukan suatu amalan yang sebelumnya tak pernah kita lakukan, namun ketika ada orang lain atau bahkan teman hal itu kita lakukan?

Tanya hati kita, jangan-jangan apa yang kita lakukan hanya mengharap pujian dari orang tersebut. Astahfirullah! Dan barangkali hal itu sudah termasuk ke dalam riya.

Apa itu riya? Pasti semua sudah tahu apa itu riya, namun Mimin akan mencoba membuka kembali memori Sahabat semua, bisa saja ada yang lupa kan? Hehe

Kata riya berasal dari kata ru’yah yang artinya jika seseorang menampakkan amal saleh agar dilihat oleh manusia. Makna tersebut sejalan dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6) وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (7)

“Orang-orang yang berbuat riya dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS. Al Maa’uun: 6-7).

Riya adalah penyakit hati yang tidak jelas keberadaannya, samar namun terkadang hadir tanpa kita sadari. Karena kapanpun di manapun seseorang hendak beramal sifat ini akan selalu muncul tiba-tiba. Riya yang samar-samar ini ternyata berbahaya sekali dan bisa mengakibatkan segala amal saleh yang kita kerjakan akan terhapus. Seperti Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dal QS. Al-Baqarah ayat 264:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah ayat 264)

Menurut Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani dalam kitabnya Fathul Baari berkata, “Riya ialah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amalan itu”.

Imam Al Ghazali mengatakan bahwa riya adalah mencari kedudukan pada hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan.

Sementara Imam Habib Abdullah Haddad pula berpendapat bahwa riya adalah menuntut kedudukan atau meminta dihormati daripada orang ramai dengan amalan yang ditujukan untuk akhirat.

Riya begitu samar dan saking samarnya sampai dikatakan oleh Rasulullah ﷺ “lebih bahaya dari Dajjal.” Dan kita pun sudah tahu bagaimana bahaya Dajjal, namun riya masih lebih bahaya.

Ada Hadits dari Abu Sa’id Al Khudri di mana ia berkata:

خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَقَالَ « أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِى مِنَ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ». قَالَ قُلْنَا بَلَى. فَقَالَ « الشِّرْكُ الْخَفِىُّ أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ يُصَلِّى فَيُزَيِّنُ صَلاَتَهُ لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ »

“Rasulullah ﷺ pernah keluar menemui kami dan kami sedang mengingatkan akan (bahaya) Al Masih Ad Dajjal. Lantas beliau bersabda, “Maukah kukabarkan pada kalian apa yang lebih samar bagi kalian menurutku dibanding dari fitnah Al Masih Ad Dajjal?” “Iya”, para sahabat berujar demikian kata Abu Sa’id Al Khudri. Beliau pun bersabda, “Syirik khofi (syirik yang samar) di mana seseorang shalat lalu ia perbagus shalatnya agar dilihat orang lain.” (HR. Ibnu Majah no. 4204. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa Haditsnya hasan).

Sahabat, kemajuan teknologi yang melesat hingga mampu menjangkau setiap lapisan masyarakat lewat jejaring media sosial, membuat setiap penggunanya mudah melakukan dan menjadi moment yang selalu diabadikan lantas diunggah.

Tak hanya itu, terkadang inadah yang sedamg dilakukan lun tak luput menjadi bahan unggahan. Misalnya “Alhamdulillah, baru selesai shalat Tahajjud nih.” Namun, hati-hati jangan sampai hal itu malah menjadi pelakunya masuk ke dalam riya. Atau contoh lainnya yang mungkin Sahabat temukan disekitar rumah atau lingkungan tempat tinggal.

Namum, semua itu kembali pada niat seseorang. Tapi apalah jadinya, jika yang diperlihatkan hanyalah tentang kemewahan?

Mari berdoa sama Allah, semoga kita dijauhkan dari sifat riya. Lakukan segala amal kebaikan apapun itu hanya semata-mata karena Allah, bukan berharap pujian atau mendapat perhatian.

Sumber:
▪️https://rumaysho.com/3135-riya-lebih-samar-dari-bahaya-dajjal.html
▪️https://rumaysho.com/3135-riya-lebih-samar-dari-bahaya-dajjal.html
▪️https://isyhadu.com/125987-penjelasan-bahaya-riya-beserta-macam-macamnya.html
▪️https://muslimah.or.id/10049-jangan-sampai-ada-riya-dan-ujub-di-hatiku.html

#MetodeKauny #HafizhOnTheStreet #HOTSerDaerah #PejuangAlquran #HijrahituMudah

FB http://Facebook.com/hafizhonthestreet
IG http://Instagram.com/hotsofficial_kauny
YT https://bit.ly/Youtube_HOTSOfficial
Web www.hafizhonthestreet.com
0821 5117 5117

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top