Tahukah Kamu Sejarah Awal Berdirinya Ka’bah?

#02Dzulqaidah1444H #Mariketahui

Tahukah Kamu Sejarah Awal Berdirinya Ka’bah?

Sahabat HOTS Fillah,
Ka’bah disebut sebagai Baitul Haram (rumah suci), Baitullah (rumah Allah), Baitul Ateeq (rumah tua) dan Awalul Bait (rumah pertama). Salah satu bangunan yang memiliki posisi penting dalam sejarah peradaban Islam. Karena ka’bah merupakan tempat suci umat Islam di seluruh dunia. Bangunan yang juga menjadi kiblat arah shalat ini ternyata memiliki sejarah yang panjang. Seperti apa kisahnya? Yuk disimak!

Sejarah Masjidil Haram tidak lepas dari pembangunan ka’bah jauh sebelum Nabi Adam diciptakan. Setelah Nabi Adam dan Hawa turun ke bumi, mereka diperintahkan oleh Allah untuk membangun bangunan di sebuah lembah yang bernama Bakkah (saat ini menjadi bagian dari Kota Mekah.

Namun, bangunan tersebut hancur akibat air bah pada masa Nabi Nuh. Selama beberapa abad kemudian, Allah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail, untuk membangun sebuah bangunan di tengah perempatan kota Mekah untuk dijadikan tempat beribadah. Mereka berdualah yang pertama kali meletakkan Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim di sekitar ka’bah.

Ulama sekaligus ahli sejarah Arab Saudi, Wahab bin Munabbih berkata: “Ka’bah dibangun oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, kemudian ‘Amaliqah, kemudian Jurhum, kemudian Qushai bin Kilab dari kabilah Quraiys. Mereka orang-orang Quraisy membangun Ka’bah dari bebatuan yang berasal dari lembah yang mereka pikul di pundak mereka, tinggi bangunan mencapai 20 hasta. Jarak antara bangunan Ka’bah dan perintah membangunnya selama 5 tahun, dan antara pintu keluar dan bangunannya selama 15 tahun.

Kisah pembangunan Ka’bah pun tertulis dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 127, yang berbunyi:

: وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah: 127)

Selepas dibangun, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman bahwa ka’bah merupakan tempat suci bagi umat Islam. Selain itu, ka’bah diperintahkan untuk menjadi tempat shalat, tawaf dan i’tikaf. (Lihat Quran surat Al Baqarah ayat 125)

Ada kisah yang terkenal ketika kaum Qurays tersebut membangun Ka’bah, ketika sampai di pojok (tempat hajar aswad) mereka berselisih siapa yang lebih berhak untuk mengembalikannya?

Sampai satu sama lain dari mereka beradu argumen lalu salah satunya berkata: “Kami sepakat untuk memberikannya kepada seseorang yang pertama kali mendatangi jalan ini. Maka Rasulullah ﷺ yang pertama kali mendatanginya, ia pada saat itu masih seorang pemuda, mereka sudah menjadikannya hakim (penentu) untuk memutuskan peletakan hajar aswad.

Maka Rasulullah meletakkan kainnya, dan meyuruh ketua setiap kabilah untuk memegang tiap ujung kain tersebut, mereka pun mengangkat kain tersebut untuk dibawa kepada Rasulullah ﷺ dan beliaulah yang meletakan hajar aswad tersebut pada tempatnya.

Sahabat, awalnya bangunan Ka’bah terdiri atas dua pintu dan letak pintunya berada di atas tanah, tidak seperti sekarang yang pintunya agak tinggi. Sejak Nabi Ibrahim ‘Alahissallam hingga sepeninggal Rasulullah ﷺ, Ka’bah telah mengalami pemugaran. Nabi Muhammad ﷺ pernah mengurungkan niatnya untuk merenovasi kembali Ka’bah karena kaumnya baru saja masuk Islam.

Ketika masa Abdullah bin Zubair memerintah daerah Hijaz, bangunan itu dibangun kembali yaitu di atas fondasi Nabi Ibrahim. Namun ketika terjadi peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan penguasa daerah Syam (Suriah, Yordania dan Lebanon sekarang) dan Palestina, terjadi kebakaran pada Ka’bah akibat tembakan peluru pelontar yang dimiliki pasukan Syam.

Abdul Malik bin Marwan yang kemudian menjadi khalifah, melakukan renovasi kembali Ka’bah berdasarkan bangunan pada masa Nabi Muhammad ﷺ dan bukan berdasarkan fondasi Nabi Ibrahim. Ka’bah dalam sejarah selanjutnya beberapa kali mengalami kerusakan akibat peperangan dan umur bangunan.

Ketika masa pemerintahan khalifah Harun Al Rasyid pada masa kekhalifahan Abbasiyyah, khalifah berencana merenovasi kembali Ka’bah sesuai pondasi Nabi Ibrahim dan yang diinginkan Nabi Muhammad ﷺ. Namun dicegah oleh salah seorang ulama terkemuka yakni Imam Malik karena dikhawatirkan nanti bangunan suci itu dijadikan ajang bongkar pasang para penguasa sesudah dia. Sehingga bangunan Ka’bah tetap sesuai masa renovasi khalifah Abdul Malik bin Marwan sampai yang sekarang.

#MetodeKauny #HafizhOnTheStreet #HOTSerDaerah #PejuangAlquran #HijrahItuMudah

FB | http://Facebook.com/hafizhonthestreet
IG | http://Instagram.com/hotsofficial_kauny
YT | https://bit.ly/Youtube_HOTSOfficial
Web | www.hafizhonthestreet.com
0821 5117 5117

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top