Bolehkah Tidur Siang Lebih Dari 1 Jam?

Tidur siang memang dianjurkan nih sama tenaga kesehatan bahkan sebelum itu Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah mencontohkan itu. Kita lebih mengenalnya dengan qalilullah atau tidur siang dengan waktu yang sebentar. Berapa lama kira-kira baiknya?

Nah, secara medis ketika tidur kita melalui beberapa tahap yaitu NREM (non rapid eye movement) dibagi menjadi tiga tahap (N1, N2, N3) dan REM (rapid eye movement).

Tahap satu NREM merupakan tahap yang paling ringan dari tidur. Selama tahap ini, mata tertutup dan dianggap sebagai periode transisi antara terjaga dan tidur. Seseorang dapat mengalami gerakan tersentak tiba-tiba pada kaki atau otot lainnya dan dapat merasakan sensasi seperti terjatuh, hal ini dikenal sebagai myoclonic hypnic. Tahap ini dapat berlangsung sekitar 10 hingga 15 menit. Seseorang dapat mudah terbangun pada tahap ini dan dapat menyangkal dirinya telah tidur.

Tahap dua NREM berlangsung sekitar 20 menit. Selama tahap ini gerakan mata berhenti dan gelombang otak (aktivitas otak)
menjadi lebih lambat. Pada tahap ini suhu tubuh menurun dan detak jantung mulai
melambat. Tekanan darah, metabolisme otak, sekresi gastrointestinal dan aktivitas jantung berkurang. Pasien memasuki fase lebih dalam dari tidur yang menjadi semakin jauh dari dunia luar serta semakin progresif. Pada tahap ini, seseorang lebih sulit untuk dibangunkan.

Tahapan tiga dan empat ditandai sebagai tahap tidur yang dalam dan seringkali paling sulit untuk dibangunkan. Tahap tiga dan
empat sering dikelompokkan karena tidak terdapat perbedaan klinis yang signifikan diantaranya. Tahap ini disebut slow wave
sleep (SWS) atau tidur gelombang lambat.

Jika seseorang bangun pada tahap ini, ia akan merasa bingung, kehilangan arah dan pusing selama beberapa menit. Tahap 3 dan tahap 4 penting untuk merasa segar di pagi hari. Jika tahap-tahap ini singkat, tidur tidak akan terasa memuaskan.

Jika kita tidur siang masuk pada tahap 3 atau 4 lalu terbangunkan? Akan lemas dan terasa mengawang saat bangun. Justru yang seharusnya di sisa hari masih bisa beraktifitas lagi, malah lemas dan rebahan aja di kasur.

Supaya hal itu tidak terjadi maka tidur siang cukup pada tahap 1 dan 2. Pada waktu tersebut jantung baru melambat belum benar-benar melambat. Artinya jika kita terbangun pada waktu ini, jantung tidak sangat kaget dibanding di fase setelahnya. Tidur siang yang bertujuan untuk istirahat justru membuat kurang sehat karena jantung malah berdetak lebih kencang.

Karena tidur siang di tengah aktivitas padat memiliki tekanan darah sistol dan diastole yang lebih rendah, beban tekanan yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak melakukan tidur siang. Tetapi pengaturan terhadap tidur siang perlu dikontrol, karena tidur siang yang terlalu lama akan menyebabkan kerusakan fungsi terjaga pada tidur malam.

Dari berbagai penelitian banyak resiko yang akan terjadi jika kurang tidur terutama hipertensi, diabetes, obesitas sampai jantung. Hal ini akan lebih beresiko jantung koroner pada wanita yang tidurnya kurang dari 7 jam menjadi lebih tinggi, studi lain menyebutkan yang tidurnya kurang dari 5 jam per hari.

Yuk mulai besok tidur siangnya jangan lebih dari 30 menit, untuk menjaga kebugaran tubuh kita!

Sumber:

  1. Reza, Rezita Rahma, Khairunnisa Berawi, Nisa Karima dan Arief Budiarto. (2018). Fungsi Tidur dalam Manajemen Kesehatan. Lampung: Universitas Jenderal Achmad Yani.
  2. Mayuri, Nindya Sekar, Sofidita Ghifrani, Haula Nanda Ardinia dan Rosiana Dwy Setyanin. (2017). Strategi Tidur Sehat
    Sebagai Upaya Pencegahan Terhadap Hipertensi Dini. Bekasi: Politeknik META Industri Cikarang.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top