Antara Manusia dan Mikroplastik Saling Berdampak!

#13Syawal1443H #InfoKesehatan

Sampah plastik di dunia sudah mencapai 322 juta ton pada 2015 dan akan meningkat 100 kali lipat pada tahun 2050. Sampah plastik yang dibuang sebagian besar tidak diolah, sehingga sering mencemari lingkungan baik daratan dan lautan bahkan 60-80% sampah plastik yang ada mencemari lautan.

Plastik yang terlihat tidak mudah terurai namun lama kelamaan akan terurai dalam bentuk partikel yang sangat kecil atau lebih dikenal dengan (mikroplastik). Hal ini dapat terurai dengan adanya reaksi plastik terhadap ultraviolet, panas, mikroba dan abrasi fisik menjadi serpihan plastik.

Karena ukuran partikel kurang dari 5 mm menyebabkan mudahnya masuk dalam tubuh biota laut seperti ikan dan bivalvia, akibatnya polutan ini dapat masuk dalam sistem rantai makanan (aquatic food chain). Dengan demikian keberadaan polutan plastik ini dalam seafood yang dikonsumsi manusia dapat memberikan risiko keamanan pangan yang perlu dikaji lebih jauh.

Bila mikroplastik masuk dan tercerna oleh biota laut maka yang di dalam tubuh biota tersebut juga dimungkinkan terdapat racun dari bahan-bahan kimia.

Bahkan berbagai mikroplastik sudah terminum, termakan dan menghirupnya. Air keran dan air kemasan dengan 11 sampel merek sudah terbukti tercemar mikroplastik. Di dalam gula dan madu sudah terdeteksi mengandung hal yang sama. Untuk 28% sampel ikan dari supermarket di Indonesia sudah terdeteksi hal yang sama.

Bahkan sumber plastik di udara termasuk bahan plastik pertanian yang telah terdegradasi, serat dilepaskan
dari pengering pakaian dan pelepasan plastik dari ekosistem laut (kebanyakan bahan kemasan) selama pembentukan aerosol garam laut (yaitu pelepasan disebabkan oleh gelombang laut). Ban juga belakangan ini diketahui sebagai sumber mikroplastik di udara. Udara di daerah perkotaan cenderung lebih terkontaminasi karena aktifitas yang padat dan banyaknya hal berbahan plastik sangat mudah meningkatkan kontaminasi.

Mikroplastik yang dikonsumsi dapat berpindah ke usus dan memasuki sistem peredaran darah. Lalu terakumulasi di organ utama dan berjalan melalui sistem getah bening dan berakhir di hati dan limpa. Jika terhirup maka akan berjalan melalui sistem pernapasan, bersarang di paru-paru serta kemungkinan berpindah ke bagian lain dari tubuh.

Namun demikian, dari semakin banyak bukti yang menunjukkan dampak buruk paparan mikroplastik pada kesehatan organisme laut, ilmuwan telah menyuarakan keprihatinannya bahwa paparan mikroplastik dapat menginflamasi (terkait dengan kanker, penyakit jantung, penyakit radang usus, radang sendi dan banyak lagi); genotoksisitas (kerusakan yang menyebabkan mutasi yang dapat mengakibatkan kanker); penyakit kronis (seperti
ateroskleorosis, kanker, diabetes, penyakit kardiovaskular) dan penyakit autoimun.

Hal ini menjadikan kita untuk mengevaluasi kita bersama dalam penggunaan plastik tersebut dalam penggunaan pangan atau untuk penggunaan harian sekalipun. Yuk jaga lingkungan dengan menguranginya dimulai dari diri sendiri!

Sumber:
Widianarko, Budi dan
Inneke Hantoro. (2018). (Mikroplastik-dalam Seafood dari Pantai Utara Jawa. Unika Soegijapranata

#MetodeKauny #HafizhOnTheStreet #HOTSerDaerah #PejuangAlquran #HijrahituMudah

FB http://Facebook.com/hafizhonthestreet
IG http://Instagram.com/hotsofficial_kauny
YT https://bit.ly/Youtube_HOTSOfficial
Web www.hafizhonthestreet.com
0821 5117 5117

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top